Followers

Tuesday

Saat kau dan aku dipertemukan di persimpangan itu...

Di fikiran masih terbayang senyuman manis di wajahmu, dalam dada masih terasa saat indah sebentar tadi bersamamu, tika berseorangan aku tetap merindu dan menantikan lagi pertemuan, dan doa yang ku panjatkan mengungkapkan harapan agar cinta ini bertakhta selamanya dalam diri..

Memang bila bertemu tidak pernah jemu, bila berpisah aku semakin merindu..

Usrah singkat siang tadi begitu terkesan di hati. Kelelahan mencari ilmu seakan deras dibawa pergi saat menatap wajah wajah tenang akhawat.. Adik beradikku yang sekian lama menapak bersamaku, 
mengharungi ketajaman bilahan ujian yang menghiris iman, dan berada disisiku ketika perasaan gusar dan sedih menguasai emosi meruntun rasa, mahupun dalam waktu aku memerlukan teman untuk berkongsi suka dan tawa, inilah sahabat sahabat yang tidak pernah menyesali kekurangan diri ini, atau mencemburui kelebihan yang dianugerahkan. 

Teringat aku pertama kali kita dipertemukan. Di jalan itu.. Jalan Dakwah. Ketika kita masih terlalu asing dan bimbang dengan dunia ini, ketika kita masih kekok untuk saling berbicara, ketika tembok malu masih utuh memagari diri, ketika fitrah penuntut ilmu yang bermusafir, meninggalkan keluarga masih menghantui, ketika kesibukan dunia melemaskan dan ketika keindahan kehidupan remaja yang fatamorgana terus melalaikan....
Ketika aku pertama kali dicaturkan untuk bertemu dengan mu di persimpangan itu..
Masakan dengan cinta yang berlimpahan dari mu, aku masih mampu untuk melarikan diriku. Masakan dengan keramahan yang kau pamerkan, aku masih keras menjauhimu. Masakan dengan kesabaran yang engkau promosikan, aku masih takut untuk mendekatimu..

Dan dalam sela waktu yang bukan sebentar, aku belajar untuk mengasihimu. Menghargai dirimu. Mempercayaimu. 
Dan perasankah wahai sahabat bahawa
benih yang dulu kita semai bersama, kita bajai dan kita sirami bersulamkan isitqamah.. kini telahpun tumbuh menjadi pohonan yang buah 
manisnya mampu aku kecapi. Kita semakin sibuk dengan taklifan sendiri, namun hakikatnya kita masih berjalan seiringan, masih memimpin tangan dan aku tak mungkin lupakan saat kita dipertemukan di persimpangan itu...

Hatiku menyimpan harapan agar usrah yang kita bina semenjak dulu, akan kita kekalkan sehinggalah kau dan aku akan berangkat dari persinggahan sementara ini. Sungguh aku memerlukan 
kekuatanmu untuk aku tega di jalan juang ini. Syukran ya akhawati... :)

Dedikasi khas untuk Mummy Sab, K.Yaya, a.a, K. Thiqah, Ayu, Husna, Matun, Che Na, Humm, Fizah. Uhibbukunna fillah!!!


No comments: